Uncategorized

Bali, 3 Hari 2 Malam (Itinerary)

Sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia, Bali wajib dijadikan bucket-list, minimal sekali. Meskipun Bali bukanlah tempat paling favorit saya, tapi ternyata saya sudah 4 kali kesana. Mungkin karena perginya dengan orang yang berbeda, tiket yang relatif murah dan akomodasi yang gampang, makanya sampai 4 kali.

Jadwal penerbangan ke Bali sangat banyak, sehingga harga tiket pesawat cenderung murah. Pilihan hotel juga beragam dengan tarif yang terjangkau, supaya gampang kemana-mana pilih saja di area Kuta. Untuk transportasi juga tak kalah mudah. Pertama kali ke Bali saya memilih sewa motor. Kali kedua menggunakan sewa mobil. Kali ketiga naik grab/ gocar karena tidak banyak objek yang dituju. Terakhir, bulan Desember 2022, naik bus pariwisata, ikut paket tour bersama rombongan employee gathering tempat kerja, Bimbel YM, tempat saya berkarya pada 8 tahun terakhir.

Semuanya ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Naik motor pastinya paling murah dan gampang. Kadang tersesat tapi dibawa enjoy saja, mindset-nya “kalau tersesat ya sudah jalan-jalan saja” :-). Rental mobil cukup ekonomis kalau liburan berempat atau rombongan kecil. Sedangkan kalau ikut paket tour enaknya ada tour guide yang memberikan info sepanjang perjalanan, jadi lebih mengenal tentang daerah tersebut. Tapi pada dasarnya saya senang menyusun itinerary atau rencana perjalanan, maka perjalanan terakhir dengan rombongan Bimbel YM pun saya yang menyusun itinerary-nya, pihak tour hanya merekomendasikan tempat-tempat makannya.

Karena belum pernah menulis tentang Bali, tulisan kali ini rangkuman tentang itinerary Bali dalam 3 Hari 2 Malam ya.

Bali 3D2N:

  • Day 1: Pura Ulun Danu Beratan, Tanah Lot, Nightlife di Legian
  • Day 2: Pantai Sanur, Desa Adat Penglipuran, Kintamani, Tegalalang, Jimbaran
  • Day 3: Uluwatu, Pantai Dreamland/ Pandawa/ Melasti

DAY 1: PURA ULUN DANU BERATAN, TANAH LOT, NIGHTLIFE DI LEGIAN

Usahakan pilih penerbangan pagi, sehingga jam 9 atau 10 sudah mendarat di Bali. Untuk sewa motor atau mobil, bisa start dan finish di dalam Bandara I Gusti Ngurah Rai, lumayan untuk menghemat biaya transportasi karena tidak harus keluar bandara dulu.

Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul

Objek pertama yang dikunjungi berada di utara Pulau Bali, bernama Pura Ulun Danu Beratan. Lokasinya berjarak sekitar 65KM, dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang 2 jam dengan kontur jalanan yang menanjak. Pemandangan disepanjang jalan cukup memanjakan mata dengan hijaunya pepohonan di pinggir jalan. Karena berada di dataran tinggi, sekitar 1200 mdpl, hawanya cukup dingin.

Kesan pertama saat menginjakkan kaki di Kawasan Pura Ulun Danu Beratan ini adalah asri, hijau, dan menenangkan karena hawanya yang sejuk. Kompleks-nya cukup luas dengan banyak area hijau dan taman-taman yang asri dan rindang. Jalan terus ke dalam maka kita akan mendapati bangunan iconic, sebuah pura di tepi Danau, Pura Ulun Danu Beratan. Pura ini merupakan pura terbesar kedua di Bali setelah Pura Besakih. Saking iconic-nya, lokasi ini pernah dijadikan sebagai latar untuk uang pecahan 50 ribu rupiah. Sangat nyaman duduk dan bersantai di area ini. Menurut saya, ini salah satu spot wajib jika ke Bali.

Kita bisa makan siang disini. Di dalam area kompleks ada restoran prasmanan dengan harga yang cukup terjangkau. Tapi jika ingin memilih diluar kompleks juga banyak rumah makan halal. Area Bedugul merupakan daerah dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di Bali. Ada masjid yang sangat besar di seberang pura, bisa menjamak sholat sebelum melanjutkan ke destinasi berikutnya.

Tanah Lot

Tanah lot berada di pesisir pantai, sebelah barat daya pulau Bali, cocok sebagai tempat untuk menikmati sunset. Perjalanan dari Pura Ulun Danu Beratan menuju Tanah Lot berjarak sekitar 50 KM, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5-2 jam. Usahakan tiba sekitar jam 5 sore supaya dapat menikmati pergantian terangnya siang/sore menuju gelapnya malam. Jika beruntung, kita dapat melihat matahari turun ke dasar lautan dibatas cakrawala dalam langit senja yang memerah.

Tanah lot adalah sebuah pura yang berdiri di atas karang di pinggir pantai. Saat air pasang, karang tersebut terlihat seperti pulau karena dikelilingi air. Bagi saya, pesona tanah lot adalah senja-nya yang cantik. Tapi kalaupun langit senja tertutup awan, tempat ini masih layak untuk dikunjungi. Kita bisa bersantai di lapangan rumputnya atau main-main dipinggir pantainya. Desember 2022 lalu sayangnya tidak bisa melihat sunset. Pada kunjungan pertama alhamdulillah dapat senja yang lumayan cantik

Sebelum pulang ke hotel, sekalian saja makan malam. Ada beberapa alternatif:

Ayam Betutu Asli Gilimanuk Ibu Mira

Jika ingin makan malam dengan suasana restoran, tempat ini bisa jadi pilihan. Menunya Ayam Betutu Asli Gilimanuk. Ada pilihan betutu kuah atau goreng. Tempatnya bersih dan luas, cocok untuk rombongan. Dalam seporsi ayam betutu, selain ada ayam betutu, ada juga sate lilit, sayur rebus, kacang, sambal matah, dan sambal terasi. Pada ayam betutu kuah, cukup strong rasa rempahnya, tapi enak. Sambal-sambalnya juga enak. Rasanya cukup pedas bagi yang tidak tahan pedas.

Alamatnya di Jl. Dewi Sri No.18XX, Legian, Kec. Kuta. Parkirannnya cukup luas. Disebelahnya ada Agung Bali Oleh-Oleh, mungkin bisa sekalian melihat oleh-oleh.

Nasi Pedas Ibu Andika

Warung ini memiliki beberapa cabang, semuanya disekitaran Kuta. Warungnya tipe warteg, tersedia lauk dan sayur yang sudah dimasak. Kebanyakan makanan dengan cita rasa pedas. Order secara prasmanan, kita tinggal pilih mau makan dengan lauk apa saja. Lalu karyawannya akan menghitung total harga dan memberikan kartu bertuliskan harga. Saat selesai makan, kita tinggal menunjukkan kartu harga tadi di kasir.

Warung Pecel Lele pinggir jalan

Bagi saya, kalau siang enaknya makan nasi Padang, kalau malam enaknya makan Pecel Lele karena dimasak dadakan (seperti tahu bulat?). Tinggal cari saja pecel lele dipinggir jalan. Tapi kalau mau pecel lele yang enak, bersih, dan penjualnya ramah, ada Pecel Lele Lamongan yang rekomen, disekitar jalan Raya Kuta, (dekat Bali Bakery, sebelum perempatan Jalan Raya Kuta-Merta Nadi). Pilihan menunya beragam, selain lele ada ikan-ikan laut lainnya. Juga tersedia terong dan pete gerong. Yang juara adalah sambalnya yang enak banget

Selesai makan, pulang ke hotel untuk mandi dan bersih-bersih. Jika badan sudah capek bisa langsung istirahat. Tapi kalau masih kuat dan belum mau tidur, bisa keluar hotel dan jalan-jalan di sekitaran Legian. Banyak hal menarik yang dapat dilihat, seperti toko cinderamata atau oleh-oleh, restoran, bar hingga night club dengan live music-nya. Nightlife ini buka dari jam 10 malam hingga jam 4 pagi.

Masih berada di Kawasan Legian, terdapat sebuah monumen untuk menghormati korban Bom Bali tahun 2002, Ground Zero Monument. Areanya cukup luas, seperti taman, diantara jalanan legian yang sering dipenuhi sepeda motor.

DAY 2: PANTAI SANUR, DESA ADAT PENGLIPURAN, KINTAMANI, TEGALLALANG, JIMBARAN

Pantai Sanur

Jika bisa bangun pagi, maka coba ke Pantai Sanur untuk melihat sunrise. Jaraknya sekitar 10-15 km dari Kuta, berada di sebelah Timur kota Denpasar. Sebisa mungkin tiba sebelum jam 05.30 supaya dapat melihat sunrise. Atau mungkin bisa mengacu pada waktu sholat subuh, karena waktu terbit fajar berubah-ubah. Setelah adzan subuh langsung sholat, lalu tancap gas ke Pantai Sanur. Sayangnya, saat kesana sunrise-nya tertutup awan. Tapi tetap oke, meskipun tidak bisa melihat sunrise, saya bisa menikmati suanana pagi yang hening dan menenangkan, sambil melihat Gunung Agung yang berdiri kokoh diatas laut.

Jika ingin susur pantai, sepanjang garis pantai dibangun area pejalan kaki, jalur ini yang sering dipakai untuk jogging. Jalur ini terbentang dari utara ke selatan di pinggir pantai.

Jangan kelamaan disini ya, sekitar jam 7 balik lagi ke hotel untuk sarapan dan mandi, supaya jam 9an bisa ke objek berikutnya yaitu Desa Adat Penglipuran.

Desa Adat Penglipuran

Terletak di Kabupaten Bangli, sekitar 52 km dari Kuta, dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1,5 jam. Desa Penglipuran ini mendapat julukan desa terbersih di dunia. Desa ini menjadi terkenal sejak sering digunakan sebagai tempat syuting FTV, menghadirkan sisi tradisional Bali dalam suasana yang tenang, hening, dan syahdu.

Rumah-rumah di Desa Penglipuran ini adalah rumah warga lokal yang mereka tempati sebagai aktivitas sehari-hari, tapi para turis bisa singgah dan masuk ke setiap rumah karena sudah menjadi tourism attraction. Mereka menjual berbagai macam produk, ada makanan ataupun cinderamata. Yang khas dan wajib dicoba adalah minuman Loloh Cemcem. Minuman ini terbuat dari daun Cemcem yang katanya baik untuk melancarkan pencernaan dan juga mengobati panas dalam. Warnanya hijau seperti jus sayuran. Rasanya seperti nano-nano (ada manis, asam, asin, pedas dan sedikit kecut). Mungkin seperti minum jamu tradisional, yang dicari adalah khasiatnya.

Rumah-rumah di Desa Penglipuran ini bersusun rapi. Antara satu rumah dengan rumah yang lainnya memiliki bentuk yang identik. Mereka menggunakan material bebatuan untuk bangunan rumahnya. Setiap rumah selalu ada gapuranya, dan di depan pagar banyak aneka warna tanaman dan pepohonan yang membuat suasana menjadi asri. Oya, kendaraan bermotor (mobil atau sepeda motor) tidak boleh melintas disini, jadi khusus pejalan kaki saja.

Selain area pemukimamnnya, ada juga spot menarik di belakang pura desa, yaitu hutan bambu. Tempatnya rindang dan sejuk. Hanya saja (in my opinion), hutan bambunya agak dibiarkan saja tumbuh secara alami. Beda seperti bamboo forest di Arashiyama, Kyoto yang benar-benar di konsep dan ditata menjadi objek wisata, sehingga terlihat lebih rapi dan terawat.

Kintamani

Tak Jauh dari Desa Adat Penglipuran, ada tempat menarik lainnya yang wajib dikunjungi, yaitu Kintamani. Kintamani dan Desa Penglipuran berada di kabupaten yang sama, yaitu Bangli. Lokasinya sekitar 20 km arah utara. Di Kintamani kita bisa makan siang di restoran ataupun café sambil melihat pemandangan Gunung Batur dan Danau Batur.

Lokasinya berada di ketinggian 1500 mdpl membuat suasananya cukup sejuk dan nyaman untuk bersantai. Sebagai daerah di ketinggian, kabut tebal sering menyelimuti pemandangan. Jadi kalau kurang beruntung kadang kita tidak bisa melihat Gunung Batur dan Danau Batur. Tapi kadang suasanya berkabut juga dicari wisatawan, karena menghadirkan sensasi seperti negeri diatas awan. Mau berkabut ataupun tidak Kintamani tetap memiliki pesona yang wajib dikunjungi.

Pada trip Bulan Desember 2022 kemarin, saya dan rombongan makan di Restoran Batur Sari. Konsepnya prasmanan. Untungnya cuaca cerah sehingga bisa melihat Gunung Batur dan Danau Batur dengan jelas. Di restorannya tersedia tempat sholat dengan air wudhu yang cukup dingin.

Tak jauh dari Kintamani, ada desa adat yang merupakan desa tertua di Bali, yaitu Desa Trunyan. Trunyan berasal dari kata Taru dan Menyan. Taru adalah pohon dan Menyan adalah wawangian. Jadi Trunyan memiliki arti wewangian yang muncul dari pohon Taru.

Letaknya di sisi Timur Danau Batur. Keunikan Desa Trunyan adalah prosesi pemakaman mayatnya. Biasanya di Bali apabila ada yang meninggal dunia, mayatnya dibakar (Ngaben) dan abunya di larung di laut. Namun berbeda dengan tradisi itu, Desa Trunyan memiliki tradisi tersendiri. Mayat tidak di-Ngaben ataupun dikubur, melainkan dibaringkan di bawah pohon Taru Menyan dan dibiarkan membusuk. Karena wewangian yang dari pohon Taru itu maka mayat tersebut tidak menimbulkan bau busuk. Jika tertarik melihat mayat-mayat tersebut, bisa mengunjungi Desa Trunyan setelah makan siang di Kintamani. Kalau saya lebih memilih turun ke area Tegallalang saja melihat sawah terasering di Bali.

Tegallalang

Mampir di Tegallalang karena sekalian lewat mau menuju Jimbaran. Pada Desember 2022  lalu saya tidak jadi mampir karena tiba-tiba hujan deras. Keunikan proses menanam padi disini adalah sistem terasering seperti tangga, petak-petak sawah bertingkat dan dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa. Sebelumnya saya pernah mampir disini, pada waktu itu sudah lewat masa panen sehingga tidak terlihat tanaman padi. Tapi tetap banyak wisatawannya terutama wisatawan asing. Mereka terlihat enjoy trekking di pematang sawah atau mungkin berfoto ala petani.

Oya, yang menarik juga dari sistem sawah terasering ini adalah sistem irigasinya, yang bernama Subak. Mungkin masih ingat pelajaran SD yang menanyakan sistem pengairan sawah di Bali disebut apa? Ya karena itu juga saya mampir kesini, mau melihat langsung. Bahkan UNESCO menetapkan sistem irigasi Subak sebagai UNESCO World Heritage.

Ada beberapa spot selfi dan petualangan uji nyali seperti swing dan sky bike. Tapi kalau mau duduk santai saja tersedia banyak restoran. Tak lupa ada juga toko souvenir di kiri kanan jalan. Menurut saya, pemandangan sawah saat naik kereta Jakarta-Bandung tak kalah mempesona.

Jimbaran

Jimbaran terletak di selatan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari Tegallalang berjarak sekitar 50 km atau sekitar 2 jam perjalanan. Sebaiknya tiba sebelum sunset. Kalau cuaca bagus kita bisa menikmati pemandangan langit senja sambal makan malam di pantai ini, dinner with view, nilai jualnya adalah suasananya. Ada banyak pilihan restoran dipinggir pantai, mungkin rasa akan berbeda-beda tiap restoran. Saya tidak punya referensi, kemarin dipilihkan pihak tour guide. Dinner di Jimbaran wajib dimasukkan dalam list lokasi yang wajib dikunjungi di Bali.

Sebelum pulang bisa beli oleh-oleh di Krisna atau Joger supaya saat sampai hotel bisa langsung packing dan keesokan harinya tidak repot mengurus koper atau bagasi.

DAY 3: PURA LUHUR ULUWATU, PANTAI DREAMLAND/ PANDAWA/ MELASTI, PANTAI KUTA

Supaya hari ketiga bisa eksplore sepanjang hari, pilih penerbangan pulang di malam hari, mungkin yang jam 20.00/ 21.00 atau last flight sekalian.

Pagi hari langsung checkout dari hotel. Barang bisa dititipkan di lobby hotel atau bisa juga dibawa langsung. Objek wisata di hari ketiga dipilih lokasi yang tidak jauh dari bandara.

Pura Luhur Uluwatu

Berjarak sekitar 22 KM ke arah Selatan dari kuta, dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang 1 jam. Pura Luhur Uluwatu berdiri di atas sebuah tebing yang menjorok ke arah Samudera Hindia dengan ketinggian 70 mdpl. Deburan ombak terlihat gagah dan biru dari atas tebing ini. Kita bisa berjalan mengeliling sepanjang tebing dan melewati hutan kecil yang dihuni ratusan monyet. Monyet disini cukup agresif. Kemarin hp salah satu rombongan dicuri oleh monyet, untungnya ada pawang yang bisa mengambil kembali hp tersebut. Kalau ada barang berharga yang dicuri monyet, segera melapor ke petugas disana ya.

Berada di sisi sebelah Barat, Pura Luhur Uluwatu cocok juga sebagai tempat chasing sunset. Dua kali kesini, saya datangnya pagi atau siang, jadi belum pernah melihat sunset. Mungkin perlu datang sekali lagi?

Oya, disini ada pertunjukan tarian kecak dengan pemandangan matahari terbenam sebagai background-nya. Tiketnya terpisah dengan tiket masuk ya.

Dari Uluwatu, kita bisa memilih satu dari 3 objek wisata pantai berikut ini: Dreamland, Pandawa, Melasti. Ketiganya menawarkan pemandangan pasir putih halus yang cantik dan laut biru dengan ombak yang lumayan besar.

Pantai Dreamland

Lokasinya paling dekat dengan Uluwatu. Pantai Dreamland dikelilingi tebing karang yang menjulang. Keindahan pantai Dreamland juga dapat dilihat dari atas tebing karang. Di pantai ini banyak juga yang melakukan surfing karena ombaknya yang cukup besar. Selain itu aktivitas duduk-duduk di bawah payung besar juga banyak dilakukan para turis. Namun karena cuacanya cukup terik maka harus gunakan sunblock sebelum ke pantai

Pantai Pandawa

Sebelum masuk ke bibir pantai, kita akan melewati jalan diantara dua buah tebing besar. Jalan yang dilewati itu adalah hasil membelah bukit sehingga menjadi dua buah tebing. Ini pengalaman unik, seru, juga mendebarkan. Karena takut tebing-nya roboh dan menimpa kita yang sedang melintasinya, tapi sepertinya tebingnya cukup kokoh. Tipe pantainya lebih kurang sama dengan dreamland, tapi mungkin Pantai Pandawa memiliki garis pantai yang lebih Panjang. Cuacanya sama seperti Dreamland, panas dan terik. Tapi pemandangannya sangat mempesona, perpaduan tebing dan pantai. Kita dapat berjemur atau berenang disini. Rekreasi watersport seperti cano tersedia disini.

Pantai Melasti

Diantara ketiga pantai ini, sepertinya Melasti yang paling baru dan tampak paling mempesona. Tapi lokasinya juga sedikit lebih jauh dibanding Dreamland ataupun Pandawa. Daya Tarik Pantai Melasti lebih kurang sama dengan Pandawa. Pertama-tama kita harus melewati jalan turunan berliku-liku disamping tebing kapur yang menjulang tinggi. Jenis pasir dan warna lautnya juga sama. Bibir pantainya tidak seluas Pantai Pandawa, tapi kita tetap bisa berenang disini. Perpaduan tebing kapur, pasir putih dan laut biru serta penataan yang rapi membuat Pantai Melasti menjadi yang terbaik menurut saya. Fasilitasnya juga mumpuni. Ada tempat sholat, tapi karena panas terik, air wudhu-nya juga menjadi sangat panas.

Rasanya cukup sekian untuk itinerary 3 hari 2 malam di Bali. Jika masih cukup waktu, mungkin bisa mengunjungi kompleks Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan atau sunset di Pantai Kuta. Lokasinya tidak jauh dari lokasi-lokasi yang dikunjungi pada hari ketiga ini dan juga tidak jauh dari bandara. Di GWK kita bisa melihat patung raksana Dewa Wisnu yang menunggangi burung Garuda. Di Pantai Kuta, meskipun tipe pasirnya berwarna hitam (tidak secantik tiga pantai diatas), kalau beruntung kita akan bisa melihat sunset yang cantik, rekomen banget dikunjungi saat sunset. Atau mungkin mau menambah hari, bisa banget mengunjungi Nusa Penida yang sedang famous. Saya juga penasaran dengan Nusa Penida, kalau ke Bali lagi tujuan utamanya pasti Nusa Penida. Oya, untuk itinerary berbentuk foto dan video, nanti diupdate di highlight ig @adhieyusnadi ya.

Sunset di Pantai Kuta

Oya, jika memilih ikut paket tour, saya punya rekomendasi. Pak Ryan dari Bastour, bisa hubungi ke nomer 0812-8258-2117

Leave a comment