Foreign · Hong Kong

Hong Kong 2 1/2 (Part 2)

Setelah kemarin menjelajah Pulau Kowloon dan Pulau Hong Kong, maka rencana hari ini adalah menjelajah Pulau Lantau. Pulau Lantau ini relatif sepi dibanding 2 pulau yang pertama. Tempat yang akan dikunjungi meliputi:

  • Ngong Ping (Big Budha)
  • Disneyland Hongkong

Sisa capek kemarin masih terasa sehingga kami bangun kesiangan lagi… Jam 10 lewat baru turun dari hotel untuk brunch di Chungking Mansion lagi. Tapi kali ini pilihannya nasi lemak dan teh tarik saja di warung Malaysia (masih kapok dengan briyani, hehehe). Setelah brunch, kami naik MTR ke Tung Chung Station dengan tujuan Ngong Ping. Tung Chung Station ini adalah stasiun terakhir di Pulau Lantau, jaraknya cukup jauh dari Tsim Tsa Tsui, bisa tidur dulu kalau mau 🙂

2013-10-22-11-05-41 2013-10-22-11-18-01

Ngong Ping adalah sebuah perkampungan yang terletak di ujung Pulau Lantau, disini terdapat Patung Budha Raksasa (Big Budha). Dari Tung Chung Station ke Ngong Ping bisa mwnggunakan cable car ataupun bus. Kami mencoba kedua moda transportasi tersebut, pergi menggunakan cable car dan pulangnya naik bus. Selain agar lebih irit juga untuk merasakan sensasi yang berbeda.

Lokasi cable car ini sekitar 200 m dari Tung Chung Station, penunjuk arahnya cukup jelas. Ketika kami tiba, antriannya sudah cukup panjang sampai berputar-putar. Disini ada dua tipe cable car, yang pertama standard cabin dengan tiket seharga 94 HKD sekali jalan (sekitar 170ribu rupiah). Yang kedua crystal cabin dengan tiket seharga 149 HKD sekali jalan (sekitar 270ribu rupiah). Crystal cabin adalah bagian bawah cable car menggunakan kaca bening sehingga memungkinkan kita melihat bawah secara langsung, ini tentu sangat mengerikan untuk orang-orang yang fobia ketinggian. Kami yang tak yakin naik crystal cabin akhirnya memilih standard cabin. Satu cabin dapat diisi 6-8 orang.

img_4195 img_4196img_4200

Pemandangannya cukup menarik, pertama-tama kereta melintasi sungai dengan jalur yang menanjak. Memang cukup mengerikan, tapi dinikmati saja. Kemudian melewati perbukitan yang hijau. Di perbukitan itu tampak tersedia jalur hiking, tapi tak tau juga dimana start-nya. Dari dalam cable car, di sebelah kiri terlihat Big Budha yang berada di Ngong Ping Village.

img_4218 img_4232

Kesan pertama menginjakkan kaki di Ngong Ping adalah suasana perkampungannya terasa banget karena bangunannya yang bernuansa tradisional. Bangunan tersebut sebenarnya restoran dan toko-toko souvenir. Berbicara tentang restoran, disini juga tersedia makanan halal yaitu Ebeneezer’s, Restoran Timur Tengah dan India (tapi kami masih trauma dengan masakan India, maka kami lewatkan saja). Pengunjung disini ramai sekali. Sesuatu yang tak bisa dihindari, mau gimana lagi. Namanya juga objek wisata, jadi dinikmati saja…

img_4265img_4270 img_4273

Tujuan utama kesini adalah melihat patung Big Budha. Untuk mencapai kesana kita harus menaiki 268 anak tangga. Cukup melelahkan memang, tetapi setelah sampai keatas pemandangan yang disajikan cukup sepadan dengan keringat yang dikeluarkan. Ijo royo-royo disekelilignya, mirip suasana di Borobudur lah. Bisa dibilang Ngong Ping ini sebagai sisi lain Hong Kong. Hong Kong yang identik dengan kota maju dan padat, disini ditampilkan sisi hijaunya.

img_4312img_4348

Kemudian kami kembali ke Tung Chung Station menggunakan bus. Kami menuju halte, disini ada 2 jalur. Karena sudah yakin, kami naik bus tanpa bertanya. Setelah tiba diperhentian terakhir baru kami sadar bahwa kami tersesat. Kami melihat-lihat sekitar, ternyata kami ada dipinggir pantai dikelilingi perbukitan, seperti perkampungan nelayan yang entah dimana.

Kami kembali ke terminal untuk mencari info bus tujuan Tung Chung. Untungnya ada, jadi tidak perlu balik ke Ngong Ping lagi. Tapi frekuensi keberangkatannya tak banyak sehingga menunggu cukup lama. Akibatnya, rencana ke Disneyland terpaksa di cancel karena tak cukup waktu. Kami tiba di Ngong Ping sekitar jam 4.30 sore. Sudah terlalu sore untuk ke Disneyland, meskipun Dinar tetap ingin kesana karena ingin foto dengan background Disneyland. Tapi urung, akhirnya kami kembali ke Tsim Tsa Tsui menggunakan MTR.

Kami mampir makan malam di salah satu warung di Chungking Mansion. Selain menjual makanan seperti warteg (tapi banyaknya menu India), warungnya ini juga menjual sembako barang-barang India dan Indonesia. Kalau mau mencari Indomie atau tolak angin tersedia disini.

2013-10-22-18-25-05 2013-10-22-18-25-10

Kami pulang ke Indonesia keesokan harinya. Malam hari, setelah mandi dan bersih-bersih kami turun kembali ke toko souvenir di depan Mirador Mansion. Ada beberapa toko souvenir disana. Setelah itu kami masuk ke toko disebelahnya, toko Babila. Disini Dinar memborong tas untuk oleh-oleh. Kata Dinar kualitas tasnya bagus dengan harga yang lebih miring daripada di Indonesia.

2013-10-20-11-13-01.2013-10-22-22-21-59

***

Keesokan paginya kami bersiap pulang, via Macau lagi naik ferry dengan jadwal paling pagi, jam 07.30. Pagi itu masih sepi, loketnya pun masih tutup ketika kami tiba di pelabuhan. Ferry dari Kowloon tujuan Macau ini cukup besar yang tentunya dilengkapi fasilitas lifevest sebagai safety device. Alhamdulillah perjalanan pulang ke Indonesia berjalan lancar.

2013-10-23-06-22-27 2013-10-20-16-41-11img_4375

Kesimpulan saya tentang Hong Kong adalah:

  • Kotanya bersih
  • Avenue of Stars dan The Peak adalah icon Hong Kong banget
  • Makanan halal banyak, tapi didominasi masakan India atau Timur Tengah
  • Dari satu tempat ke tempat lain mudah diakses dengan MTR tapi harus siap berjalan kaki untuk masuk atau keluar stasiun.
  • Satu lagi, saya suka Hong Kong dipengaruhi oleh film berjudul Friends. Film yang dibintangi Won Bin (Korea) dan Kyoko Fukada (Jepang) itu mengambil scene awal di Hong Kong 😉

img_3831

TAMAT

Leave a comment