Foreign · Vietnam

HCMC: Day 2, Mekong Delta & City Tour

Sesuai rencana sebelumnya, hari ini kami akan tour ke Mekong Delta. Jam 7.30 pagi kami sudah siap, beberapa menit kemudian petugas dari tour agent tiba. Kami dibawa ke kantor TNK Travel, disana sudah ada beberapa penumpang lainnya. Di samping kantornya ada Circle-K, saya membeli minuman dan cemilan dulu. Aqua-nya Vietnam yang bernama Aquafina harganya 8000 VND per botol.

Kemudian kami dibawa menuju bus yang sudah standby di pinggir jalan, hanya berjarak 200 meter dari kantor TNK Travel. Petugas mengabsen dan mencocokkan data penumpang. Setelah semua penumpang cocok bus kemudian berangkat.

IMG_9625

Dari pengamatan, Travel agent ini bekerjasama dengan hotel-hotel. Saya memesan dari tempat saya menginap, pengunjung lain (mungkin) memesan dari hotelnya sendiri. Tapi kami akan naik bus yang sama jika sama-sama menggunakan TNK Travel.

Sedikitnya ada 4-5 travel agent yang populer disini. Paket tour-nya pun beragam. Ada yang ke Mekong Delta, ada yang ke Chu Chi Tunnel, ataupun sekedar city tour saja. Lebih jauh lagi, ada juga tujuan ke Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja. Tak perlu khawatir mengenai harga karena relatif murah. Harga yang ditawarkan dari hotel bisa lebih murah daripada beli di biro perjalanan yang ada di district 1. Mungkin mereka sudah kerjasama.

Perjalanan ke Mekong Delta di tempuh dalam waktu dua jam. Bus berhenti sekali di perjalanan, mampir di sebuah toko yang menjual pernak-pernik.

Kami tiba di kota My Tho, kota yang berada di arah barat daya Vietnam. Dari sini kami akan naik kapal motor. Cuaca cerah, sangat baik untuk mengelilingi Mekong Delta.

Di dermaga tampak ramai para turis yang antri menunggu kapal. Saya penasaran seperti apa Mekong Delta sampai banyak sekali turis yang antri. Yang saya lihat adalah tanah berlumpur, air sungai berwarna cokelat, dan rumah-rumah di pinggir sungai. Apa istimewanya ya? Pemandangan seperti ini tak asing buat saya. Saya dibesarkan di Tembilahan, Riau, yang karakteristiknya mirip seperti ini. Dalam hati saya masih bertanya-tanya kenapa Mekong Delta begitu terkenal? Tiap hari banyak turis yang berkunjung kesini. Bisakah Tembilahan seperti ini? Bukan hanya Tembilahan, beberapa kota Sumsel atau Kalimantan juga memiliki karakteristik yang sama.

IMG_9647IMG_9762 IMG_9654

Kami naik ke kapal. Pemandu mengatakan kami akan mengelilingi 4 pulau, masing-masing pulau akan menyajikan atraksi yang berbeda.

Di pulau pertama kami diajak ke sebuah rumah yang di halamannya sudah disediakan meja dan kursi. Kemudian kami disuguhi teh madu sebagai welcome drink. Pemandu memperkenalkan vietnamese wine, wine yang dicampur dengan ular cobra. Jangankan meminumnya, melihatnya saja saya mual.

Kemudian pemandu mengeluarkan ular phyton yang panjangnya tak kurang dari 2,5 meter. Setelah sedikit memberi penjelasan, pemandu menawarkan siapa yang mau memegang ular? Rama antusias, dia menjadi volunteer yang pertama. Segera ular dikalungkan dilehernya. Menurut Rama, dia cukup menikmati, tapi lama kelamaan terasa semakin berat. Saat sudah terasa semakin berat itulah Rama berkata: “enough…enough…”

IMG_9658 IMG_9662IMG_9685

Kemudian kami diajak ke dermaga untuk naik canoe atau sampan. Satu canoe diisi 4 penumpang dan dua orang pendayung yang merupakan warga lokal. Pendayung ini kebanyakan ibu-ibu, mereka berpakaian tradisional dan bertopi bambu.

Ketika berpapasan dengan canoe lain pendayungnya berteriak “money…tips…money…”, sebagai kode meminta tips dari kami.

IMG_9697 IMG_9702

Canoe membawa kami ke muara dekat kapal. Setelah semua penumpang naik ke kapal perjalanan dilanjutkan ke pabrik pengolahan permen kelapa. Sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan pohon nipah. Pohon ini juga banyak ditempat asal saya. Saya pernah memakan buahnya, teksturnya seperti rambutan tapi tumbuhnya bergerombolan seperti salak.

Kami tiba di pabrik permen kelapa. Saya familiar dengan aromanya, bau kelapa yang di sangrai. Semasa kecil, setiap melintasi Sapat saat akan ke Sungai Bela saya selalu mencium bau yang sama. Disana banyak pabrik pengolahan kelapa.  Saya seperti masuk ke lorong waktu dan kembali ke masa kecil, tapi berada di desa dan negara yang berbeda.

Permen kelapanya juga bukanlah hal yang asing, saya takjub melihat para turis yang begitu excited dengan hal-hal yang sederhana seperti ini.

IMG_9731 IMG_9734IMG_9743

Kemudian kami menuju pulau Hao Ai, makan siang dihidangkan disini. Makan siang ini termasuk dalam paket tour. Ada dua pilihan menu, nasi ayam atau vegetarian. Namun jika ingin menambah menu seperti: ikan goreng, seafood, soft drink, dan lain-lain, akan dikenakan additional cost.

Sampailah kami di pulau terakhir. Disini kami disuguhi buah-buahan tropis yang juga tak asing seperti: pisang, nanas, sawo, buah naga, dan pepaya. Ada juga sambal/cocolan garam+cabe untuk nanas, cara menikmati nanas dengan cocolan garam seperti ini  sama seperti kebiasaan orang-orang di kampung saya.

Sambil menyantap buah-buahan kami dihibur dengan alunan musik dan nyanyian tradisional Vietnam, seperti nyanyian keroncong menurut saya. Bukan hanya satu dua lagu, tapi beberapa lagu. Selama kami disana, selama itu pula mereka menghibur. Dan tak lupa, diakhir pertunjukkan mereka meminta saweran.

IMG_9750IMG_9758 IMG_9753

Jadi, apa yang spesial dari Mekong Delta?

Dari segi pemandangannya biasa saja, tidak spesial. Yang spesial adalah kehebatan mereka meramu paket wisata dari yang biasa menjadi luar biasa. Mekong Delta terkenal sampai ke mancanegara. Mereka membuat konsep yang baik untuk menonjolkan budaya. Ada vietnamese wine, ada pengolahan kelapa,  ada pertunjukan seni (nyanyian dan alat musik), dan ada kekayaan hasil alam (buah-buahan lokal). Semua dikemas dengan dukungan fasilitas transportasi yang terintegrasi (bus-kapal-canoe).

Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Hanya saja mungkin kita belum maksimal mengembangkan potensi yang ada. Semoga pemerintah kita cepat tersadar untuk memajukan pariwisata Indonesia agar devisa dari sektor ini semakin meningkat.

….

Dari Mekong Delta kami kembali ke HCMC dengan naik bus yang sama. Kami tiba di HCMC jam 5.30 dalam guyuran hujan, untungnya saat di Mekong Delta tidak hujan. Rencananya mau lanjut nonton Water Puppet Show, semacam Wayang Orang Khas Vietnam. Tapi saat pesan tiket ternyata sudah sold out. Untung kami masih punya satu hari lagi di HCMC, jadi kami memesan tiket untuk pertunjukan besok. Sehari ada dua kali pertunjukan, Kami memesan yang jam pertama karena malamnya akan pulang ke Indonesia.

IMG_9805Malam hari kami muter-muter kota HCMC. Di district 1 ini banyak rental sepeda motor. Dengan membayar 100,000 VND dan passport sebagai jaminan kita sudah bisa mengendarai motor matic.

Hujan dari sore masih mengguyur, tak ada tanda-tanda akan reda. Daripada menunggu kami putuskan untuk tancap gas dengan menggunakan jas hujan plastik. Ini kali pertama naik motor di luar negeri, tanpa SIM internasional pula. Kayaknya sih disini tidak terlalu ketat, banyak banget bule yang naik motor.

Kota HCMC tidak terlalu luas, mungkin seperti Jogja. Tapi lalu lintasnya padat dengan banyaknya sepeda motor yang berseliweran, ditambah jalannya sempit dan banyak yang satu arah. Ini agak menyulitkan karena baru pertama dan hanya mengandalkan peta. Saat mencari War Remnants Museum, kami sampai muter 3 kali. Tapi setelah muter beberapa kali, Rama dengan mudah bisa menghafalnya. Semua objek yang menjadi ikon HCMC kami kunjungi. Karena malam, bangunan-bangunan tersebut tutup, jadi saya hanya ambil gambar dari depan saja. Peta yang saya bawa hancur terkena hujan, untungnya Rama sudah hafal jalan pulang 🙂

IMG_9767IMG_9776 IMG_9800

Kami kembali ke hotel yang berada di district 1. Suasana masih ramai, ada yang sekedar untuk melihat-lihat,  ada yang nyantai di café menikmati kopi Vietnam, dan ada juga yang masuk ke tempat pijat. Disini banyak juga tempat pijat, tapi agak tertutup jadi harus hati-hati dan lihat-lihat dulu sebelum masuk.

Besok adalah hari ketiga sekaligus hari terakhir. Masih ada satu tempat lagi yang belum dikunjungi yaitu Chu Chi Tunnels, jadi besok kami akan ke Chu Chi 🙂

Leave a comment