Foreign · Thailand

Keliling Bangkok sambil kerja

Trip ke Bangkok ini dalam rangka kerjaan dari kantor, semacam meeting dengan perusahaan-perusahaan pembuat baja lapis yang berlisensi sama dengan perusahaan saya. Karena belum pernah ke Bangkok, saya lebih excited jelajah Bangkok daripada kerja :-). Saya baca jadwal acara dan berharap dapat mencuri waktu disela-selanya. Hari senin-kamis full seharian, hari Jum’at setengah hari. Jadi itinerary menyesuaikan itu, saya cuma punya malam hari dan weekend.

Saya berangkat berdua dengan Jaka. Saya tunjukkan itinerary ke Jaka. Ternyata dia semangat ingin ikut, oke deh saya ada temen kerja jalan-jalan 🙂

Day 1, Sunday

Kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta jam 09.40 wib  dan tiba di Suvarnabhumi airport jam 13.10. Tak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Bangkok. Kami dijemput di bandara dan dibawa ke hotel di jalan Sukhumvit 15. Sukhumvit adalah jalan utama di Bangkok, seperti jalan Sudirman di Jakarta. Dari bandara ke hotel sekitar 45 menit. Jalanannya cukup lancar. Katanya Bangkok terkenal dengan macet sama seperti Jakarta, untung kami tidak mengalaminya sehingga tidak buang-buang waktu di jalan 🙂

IMG_7091

Hari pertama ada beberapa tempat yang sudah masuk list. Setelah menaruh koper & menjamak shalat kami langsung jalan-jalan. Tujuan pertama adalah Jim Thompson Museum. Kami naik BTS turun di  National Stadium exit 1. Lokasinya di dalam gang depan National Stadium, museum berada di ujung jalan sebelah kiri.

IMG_7065aJim Thompson adalah arsitek kebangsaan Amerika yang jatuh cinta dengan kebudayaan Thailand. Kecintaannya akan budaya Thailand diabadikan dalam rancangan enam kompleks bangunan kayu bergaya tradisional, yang kemudian dikenal sebagai Jim Thompson House Museum ini. Selain itu Thompson  berperan dalam mengembangkan dan melestarikan tekstil tradisional Thailand yaitu sutra.

Dengan membayar 100 bath, seorang tour guide akan mengajak kita mengelilingi kompleks banguan ini. Banguannya mirip rumah-rumah di Sumatra, rumah panggung berbahan dasar kayu yang dicat dengan warna merah bata. Tiap bangunan memiliki fungsi yang berbeda, ada kamar tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang ibadah. Lengkap dengan benda-benda antik koleksi Thompson. Di sekeliling bangunan ditanami tumbuhan hijau yang subur dan rindang membuat suasana terasa sejuk dan asri. Kalau mau beli oleh-oleh, di depan tersedia souvenir shop yang menjual koleksi tenunan sutra karya pabrik Jim Thompson.

IMG_7047 IMG_7023IMG_7031 IMG_7027

Dari Jim Thompson House kami menuju Erawan Shrine. Kami naik BTS tujuan Chitlom Station, hanya 2 station dari National Stadium. Erawan Shrine terletak di pelataran Hotel Grand Hyatt Erawan di perempatan Ratchadamri Road dan Rama I Road.

Erawan Shrine adalah kuil Hindu. Tetapi bukan hanya umat hindu yang bersembahyang disini, banyak juga umat Budha, maklum saja karena mayoritas penduduk Thailand adalah penganut Budha. Bahkan tempat ini dikenal juga dengan sebutan four faces of Budha, padahal patung tersebut bukanlah Budha melainkan Dewa Brahma. Kuil ini ramai dikunjungi karena lokasinya yang strategis, di pusat kota Bangkok, di sekelilingnya berdiri mal-mal besar yang mudah diakses hanya dengan berjalan kaki. Selain banyak yang berdoa, ada juga yang menyanyi sambil menari dengan diiringi musik gendang, mungkin itu bagian dari sembahyang juga.

IMG_7070 IMG_7080IMG_7085 IMG_7089

Kemudian kami menuju Nana Station untuk mencari makan malam. Lokasinya masih di Sukhumvit, persisnya di Soi 3. Dari yang saya baca disini banyak makanan halal. Kami berkeliling melihat-lihat, tampaknya menu didominasi makanan India dan Timur Tengah seperti nasi briyani, kebab, dan teman-temannya. Padahal saya pengen mencicipi tom yam halal, tau gitu mending ke mal MBK saja karena dari yang saya baca di depan foodcourt lantai 5 ada restoran tom yam halal.

Saya dan Jaka memesan nasi briyani. Satu porsi ukurannya jumbo, nasinya sepiring penuh dan potongan ayamnya gede banget. Dari segi penampilan ayamnya tidak menggugah selera karena tampak seperti di goreng biasa tanpa bumbu, gosong pula, hehehe. Tapi saya penasaran dengan nasinya, teksturnya beda dengan beras di Indonesia. Bulir-bulirnya lebih panjang, ramping, dan tidak pulen. Rasa bumbu di nasi ini cukup kuat. Mungkin dalam porsi yang lebih kecil akan terasa nikmat, kalau kebanyakan seperti ini menjadi eneg.

Hari sudah malam. Setelah selesai makan kami kembali ke hotel, besok mesti bangun pagi karena kerjaan akan dimulai 🙂

2012-03-30 21.22.14 2012-03-25 21.03.33

Day 2, Monday

Sesuai jadwal, acara selesai jam 5 sore. Tapi rencana jalan-jalan setelah office hour batal karena penyelenggara menyusun jadwal dinner. Ya sudah, hari kedua tak kemana-mana. Untung dinner-nya di rooftop hotel, pemandangannya yang keren cukup mengobati kekecewaan karena tak bisa keluar hotel 🙂

IMG_7096 IMG_7115

Day 3, Tuesday

Kami berkenalan dengan peserta dari Malaysia, Bang Kama namanya. Dia mengajak makan malam di restoran Malaysia, Cili Padi.

Kami berangkat setelah shalat magrib. Alamat yang dibawa Bang Kama ternyata kurang update, lokasi yang kami tuju sudah tutup dan pindah ke alamat baru. Untung security kompleks itu tau alamat yang baru, dia menjelaskan alamat ke pak sopir dalam bahasa Thailand.

Setelah googling alamatnya pindah disini…

107/3 Pan Road (Soi Wat Kaek), Silom Bangrak Bangkok 10500
Tel: +662 635 1167 or +668 7864 1234 

Menu yang kami pesan diantaranya cumi goreng, telor dadar, sayuran, ikan sambal, dan tak lupa tomyam seafood. Minumnya teh tarik. Terasa seperti citarasa masakan rumah sendiri. Saya suka, menurut saya masakan Malaysia lebih kurang sama dengan masakan Indonesia. Tom yam-nya juga enak.

IMG_7139 IMG_7141

Setelah makan kami kembali ke hotel, namun karena masih belum terlalu malam maka kami keluar lagi untuk jalan-jalan keluar. Tujuannya adalah Patpong, ini adalah red district-nya Bangkok. Bukan ingin masuk ke salah satu bar, cuma ingin tau dan melihat-lihat dari luar saja. Lagipula diluarnya ada night market, jadi sambil melihat-lihat barang jualan. Tapi kami, terutama Bang Kama, tak betah berlama-lama disini, karyawan yang berdiri di depan2 bar selalu memaksa untuk singgah. Karena capek menolak setiap tawaran atau sudah tak kuat takut tergoda, Bang Kama mengajak pindah ke Sukhumvit Soi 4

Soi 4 terasa lebih nyaman, kalau patpong terkesan sedikit kumuh (menurut saya). Kami menikmati live music dan nongkrong sebentar disalah satu cafe sebelum akhirnya pulang dan mencoba Thai massage di depan hotel. Badan dan kaki yang pegel setelah berjalan terasa nyaman setelah ditarik dan diregangkan ala Thai massage 🙂

Day 4, Wednesday

Setiap rabu malam ada pertunjukan Thai Boxing di depan MBK mall, acara ini sudah masuk dalam list saya. Tapi niat untuk menonton Thai Boxing harus mundur beberapa jam karena ada dinner lagi. Kali ini bukan dinner dengan semua peserta, dinner informal ini traktiran Pak Arif Humayun. Pak Humayun adalah salah seorang pengisi acara, beliau muslim keturunan Pakistan yang menetap di Amerika. Yang diundang hanya saya, Jaka, dan Bang Kama (karena sama-sama muslim). Walaupun telat menonton Thai boxing tapi saya senang diundang makan malam dan mengobrol dengan Pak Humayun. Beliau sosok orang hebat dengan tutur kata yang halus dan low profile.IMG_7144

Selesai makan saya, Jaka, dan Bang Kama menuju MBK. Thai Boxing digelar di depan mal MBK, di area terbuka. Penonton bisa menyaksikan dari segala arah, bisa dari jembatan atau langsung di depan ring. Makanya penontonnya rame dan meriah, bukan hanya oleh warga lokal tapi juga turis asing

IMG_7157 IMG_7148

Setelah menonton beberapa round kami masuk ke MBK. Kami mencari toko Naraya. Setelah berkeliling dan bertanya kebeberapa orang ternyata lokasi tokonya berada di dalam Tokyu Departement Store, di lantai paling bawah. Naraya ini menjual berbagai macam tas untuk wanita dengan berbagai desain yang menarik dan harga yang terjangkau. Saya beli beberapa item untuk oleh-oleh.

Setelah belanja kami ke lantai 5 ke area foodcourt. Awal pengen makan tom yam di depan foodcourt, tapi karena sudah kenyang ditraktir Pak Humayun maka kami hanya beli minum saja di foodcourt. Saya berkeliling melihat menu makanan yang dijual, setidaknya ada 3 stall yang menjual makanan halal, salah satunya masakan Indonesia khususnya Bali, yang lainnya seperti biasa menu India dan Arab, hehehe…

Dari MBK kami pulang ke hotel, seperti addicted dengan Thai massage maka sebelum sampai hotel kami relaksasi dengan Thai massage lagi.

Day 5, Thursday

Menurut jadwal acara hari ini selesai jam 5 sore, tapi tanpa diduga kegiatannya hanya setengah hari. Setengah harinya lagi acara bebas. Bagus deh, saya dapat tambahan waktu menjelajah Bangkok :-). Jadwal ke Chao Phraya yang seharusnya besok saya majukan menjadi hari ini. Bang Kama yang tak punya rencana tertarik ingin ikut. Tapi kami harus kembali ke hotel sebelum jam 7 malam karena akan ada dinner bersama seluruh peserta.

Kami naik BTS tujuan Saphan Taksin, lokasinya lumayan jauh, transit sekali di stasiun Siam. Dermaga untuk menyusuri Chao Phraya berada di dekat Saphan Taksin ini.

Kapal berjalan menyusuri sungai Chao Phraya. Ada banyak kapal yang beroperasi, bentuknya juga cantik-cantik. Seperti halnya kereta yang berhenti di stasiun-stasiun tertentu, kapal ini juga berhenti di dermaga-dermaga yang telah ditentukan, Sesekali berpapasan dengan kapal lainnya.

Sungai Chao Phraya terbilang bersih. Walaupun airnya coklat tapi tak berbau dan tak terlihat ada sampah, makanya banyak turis asing yang kesini. Pemandangan gedung bertingkat di pinggir sungai juga menjadi daya tarik, ditambah indahnya pemandangan kuil dan grand palace dari atas sungai.

IMG_7164 IMG_7166IMG_7180 IMG_7195

Kami turun di dermaga Tha Tien. Dari sini ada 3 tempat yang dapat kita kunjungi yaitu Grand Palace, Wat Pho, dan Wat Arun. Tujuan pertama kami adalah Grand Palace. Dari dermaga jalan sedikit maka sudah terlihat pagar keliling kompleks Grand Palace, tetapi kami tak menemukan pintu masuknya. Chao Phraya_1Kami mengitari jalam ke utara dalam cuaca yang terik tapi masih belum menemukannya.
Sampai ujung kemudian belok kiri, jalan beberapa meter baru ketemu pintu masuk disana. IMG_7196

Grand Palace adalah kompleks istana raja. Areanya sangat luas, terdiri dari beberapa bangunan. Kalau mau detil satu-satu butuh waktu seharian. Sayangnya waktu kami hanya setengah hari sementara masih ada Wat Pho dan Wat Arun juga yang akan dikunjungi, maka kami keluar-masuk sebentar saja. Capek juga mengelilingi kompleks ini, ditambah cuaca sedang panas terik.

IMG_7205 IMG_7232IMG_7229 IMG_7241

Selanjutnya kami menuju Wat Pho. Posisinya di selatan Grand Palace, jadi kami menyusuri kembali jalan yang tadi kami lewati. Dipinggir jalan raya banyak gerobak yang menjual bua-buahan, saya dan Jaka membeli nanas dan mangga. Saya suka cocolan nanasnya, terbuat dari garam dan cabe yang digiling. Manisnya nanas berpadu dengan rasa asin dan pedas. Cocolannya itu mirip olahan di kampung saya

Wat Pho dikenal juga dengan Reclining Budha karena di dalam kuil itu terdapat Budha yang posisinya sedang berbaring. Patung Budha-nya besar sekali, panjang 46 m dan tingginya 15 m. Warna kuning keemasan patung Budha memberi kesan mewah pada kuil ini.

IMG_7253 IMG_7254

Dari Wat Pho kami kembali ke dermaga Tha Tien untuk menuju Wat Arun yang ada di seberang sungai. Kami tiba disana jam 5 sore sementara kuil akan tutup jam 6. Untungnya datang sore-sore begini pengunjungnya tak banyak, hanya ada kami dan beberapa pengunjung.

Kami menaiki anak tangga sampai ke puncak, sama seperti naik borobudur tapi ini anak tangganya lebih curam sehingga membuat nafas terhengal-hengal. Tapi ketika sampai dipuncak kita akan mendapati pemandangan yang spektakuler. Dari sini kita dapat melihat kembali Grand Palace dan Wat Pho di seberang sungai. Disisi lain juga tampak gedung-gedung bertingkat. Menjadikan Wat Arun sebagai destinasi terakhir dari ketiga tempat ini adalah pilihan yang tepat karena disini akan menjadi klimaksnya.

IMG_7267 IMG_7272IMG_7278 IMG_7279

Hari sudah sore, saatnya kembali ke hotel karena akan ada dinner dengan teman-teman lainnya. Kami menyebrang ke dermaga Tha Tien dan selanjutnya naik kapal menuju Saphan Taksin dan pulang ke hotel.

Day 6, Friday

Hari ini kegiatannya setengah hari saja. Sebagian besar peserta (termasuk Bang Kama) pulang sore dan malam hari sedangkan saya dan Jaka akan pulang jam 5 besok sore. Jadi kami masih punya waktu satu setengah hari menjelajah Bangkok.

Setelah makan siang dan pamitan dengan peserta lain, saya dan Jaka menuju Phetchaburi untuk shalat Jum’at disana di masjid Darul Aman. Dari Hotel kami naik BTS tujuan Ratchathewi Station. Jalan Petchaburi ada di depan stasiun ini, sesampainya diperempatan belok kiri kemudian menyebrang jalan. Masjidnya ada di kanan jalan. Ternyata disini adalah perkampungan muslim, banyak yang menjual makanan halal, terutama di dalam gang setelah masjid. Ada masakan muslim Pattani, ada masakan melayu, dan selalu ada masakan India dan Arab. Kami mencoba makanan muslim pattani setelah selesai shalat Jum’at.

Tujuan kami selanjutnya adalah museum patung lilin Madame Tussauds di Siam Paragon Mall. Banyak pengunjung dari Indonesia disini, terdengar dari berisiknya ketika mereka mengobrol :-(. Patung lilin tokoh-tokoh dunia ini sangat mirip dengan aslinya. Overall saya cukup menikmati masuk ke Madame Tussauds ini, tapi tempat seperti ini cukup sekali saja dikunjungi.IMG_7328 IMG_7343IMG_7453 IMG_7456 IMG_7497 IMG_7388 IMG_7317 Dari Siam Paragon kami menuju Pratunam Market. Karena masih sore dan ingin menikmati udara Bangkok maka kami putuskan berjalan kaki saja. Berjalan kaki di Bangkok cukup nyaman karena tersedia jembatan bagi pejalan kaki yang searah jalan sehingga kita tidak khawatir ditabrak kendaraan. Tapi kalau kita jalannya lambat mungkin akan ditabrak oleh pejalan kaki lainnya, hehehe. Dari Siam Paragon menuju Pratunam kita akan melalui kompleks mall dan pertokoan besar, mungkin seperti di daerah Grand Indonesia di Jakarta.

IMG_7505Pratunam adalah pasar yang menjual berbagai aksesoris, pakaian sampai kaos kaki. Saya mencari kaos tapi tak menemukan bahan yang oke. Jaka juga demikian. Daripada tidak membeli apa-apa maka saya beli kaos kaki yang diobral pedagang di depan tokonya 🙂

Karena sudah capek, kami pulang ke hotel naik taksi. Istirahat sebentar sampai jelang Isya dan kemudian jalan lagi sampai malam di sekitaran hotel mencari coklat dan gantungan kunci untuk oleh-oleh :-).

Day 7, Saturday

Ini adalah hari terakhir di Bangkok, tujuan kami ke Chatuchak Market. Kami sekalian check out, daripada repot menenteng barang maka luggage dititipkan di lobi hotel. Pasar Chatuchak buka hanya pada saat weekend, hari Sabtu dan Minggu. Untuk menuju kesini bisa menggunakan BTS ataupun MRT, karena sebelumnya selalu naik BTS maka kali ini kami mencoba naik MRT. Perjalanan di tempuh dalam waktu 30 menit.

Pasar ini cukup luas dan menjual berbagai macam item. Pakaian sudah pasti ada, pernak pernik oleh-oleh juga banyak, sendal-sepatu, bunga plastik semuanya ada disini. Barang-barang antik secondhand juga banyak. Sebenarnya saya agak malas belanja di pasar yang sistemnya tawar menawar karena saya tidak jago menawar. Selain itu saya juga malas melihat pedagang yang sewot  kalau kita tidak jadi belanja. Bahkan terkadang pedagangnya marah kalo kita menawarnya terlalu murah. Saya kesini hanya untuk menghilangkan rasa penasaran melihat pasar yang katanya terbesar se-Asia Tenggara ini.

IMG_7510 IMG_7509IMG_7523 IMG_7526

Lama berkeliling saya tak menemukan barang yang cocok, sampai pada akhirnya ketemu satu toko yang menjual kaos dengan bahan yang oke, Line Thai namanya. Saya membeli beberapa kaos disana. Ngobrol-ngobrol dengan pemiliknya katanya mereka punya 3 toko disana, selain itu juga ada di MBK.

Kami makan siang disana. Ada beberapa warung makanan halal, salah satunya Saman Islam. Menunya ada nasi briyani, gulai & macam-macam kare, juga tom yam. Saya memesan nasi briyani karena itu yang paling simpel 🙂

Selesai makan dan belanja kami pulang ke hotel untuk mengambil luggage dan lanjut ke Suvarnabhumi airport. 

Selesai sudah seminggu kerja di Bangkok yang banyak diisi jalan-jalan gratisan. Pulang ke rumah untung masih ada hari minggu sehingga masih sempat membuat resume kegiatan kalau ditanya bos di kantor 🙂

One thought on “Keliling Bangkok sambil kerja

Leave a comment