Indonesia · Jawa Timur

Bromo Part 2: Penanjakan, Gunung Bromo, Bukit Teletubbies, dan Pasir Berbisik

Pertama turun dari bison yang langsung kami cari adalah dimana toilet? Kami semua kebelet pipis, makin dingin, makin sering frekuensi pengen ke belakang 😀

Sembari mencari toilet kami mampir di sebuah gardu. Walau sudah larut tapi masih banyak bapak-bapak yang main domino, badannya diselimuti kain sarung untuk menahan dingin. Tempat itu merupakan tempat rental jeep.

“Permisi pak, mau tanya. Tarif sewa jeep berapa ya, pak?” tanyaku

“Kalau ke Penanjakan dan Gunung Bromo 200ribu, tapi kalau ditambah ke Bukit Teletubbies dan Pasir Berbisik 350ribu”, jawab salah seorang bapak.

Dari info yang saya baca, banyak yang “tertipu” dengan tarif sewa jeep karena sistemnya tawar-menawar. Kalau tidak pandai-pandai menawar maka akan dapat harga yang tinggi. Tapi tarif yang ditawarkan ke kami ini menurut saya masih normal, walaupun dari beberapa info ada yang dapat harga sewa 325ribu untuk keempat tujuan itu.

Setelah bertanya, kami pamit untuk mencari pembanding lain disekitar situ (sambil mencari toilet juga tentunya karena makin kebelet pipis :-D). Tapi si bapak menyarankan agar kami segera booking karena takut kehabisan jeep.

Sambil jalan kami berdiskusi apakah akan ke Penanjakan dan Gunung Bromo saja atau ingin ke Savana dan Pasir Berbisik juga? Kalau saya, dari awal ingin ke Savana dan Pasir Berbisik sekalian. Rama, Dinar, dan Hanif setuju. Maka kami pun deal akan ke semua tempat itu. Sambil jalan kami masih mencari tempat sewa jeep yang lain dan juga mencari toilet, tapi dua-duanya tidak ada.  Tapi kami malah menemukan mushola…

And You know what? Mushola adalah tempat yang pas buat “numpang istirahat”. Nanggung kalau harus nginep di hotel cuma 3/4 jam, jadi kami putuskan untuk tidur di mushola. Oya, tadinya pengen numpang pipis di toilet mushola, tapi karena kondisinya gelap gulita maka pipis di rerumputan samping mushola lebih menyenangkan 😉

Kami taroh barang-barang di mushola. Ternyata bukan hanya kami saja yang “menginap” disini, ada rombongan lainnya juga yang sudah tiba lebih dulu. Sebelum  tidur, Saya dan Dinar kembali ke pos tadi untuk konfirmasi kalau kami jadi rental jeep. Kami lalu membayar ongkosnya dan si bapak bilang akan menjemput kami jam3.30 pagi.

Jam 3 pagi saya sudah bangun, walaupun tidur hanya 3 jam tapi karena pulas rasanya sudah cukup untuk menghilangkan lelah. Saya bangunkan Hanif, Dinar, dan Rama. Oya, sebelum tidur  saya lihat ada seseorang yang sudah tidur duluan di dekat Rama tidur, seluruh tubuhnya tertutupi selimut. Tapi pas bangun orang itu sudah tidak ada, padahal yang lain masih pada tidur. Siapa ya dia dan kemana  dia? Padahal baru jam 3 pagi, hihihi…

Tidur 3 jam saja sudah kebelet pipis lagi, repot ya kalau tidak biasa tinggal di daerah dingin :-D. Saya pipis di rerumputan lagi. Tapi kali ini saya apes, pipisnya membasahi celana. Arghh, saya terpaksa mengganti celana dan menghabiskan ½ botol aqua untuk membasuh rembesan itu 😦

Jam 3.30 pagi kami siap berangkat. Satu jeep sebenarnya muat untuk 6 orang, dua di depan dan empat di belakang. Penanjakan, Gunung Bromo, Savana, dan Pasir Berbisik here we go…

Suasana pagi/ dini hari di Cemoro Lawang sudah rame banget, bahkan ga kalah rame dibanding pasar kaget :-D. Satu per satu jeep tancap gas menuju Penanjakan, termasuk jeep kami.

PENANJAKAN

Untuk menuju tempat yang dikenal dengan sebutan The Famous Sunrise itu, kita akan melewati lautan pasir dan bukit yang menanjak. Makanya hanya kendaraan jenis jeep yang recommended, walaupun ada juga sih yang pake motor.

Kami tiba di Penanjakan jam 4.30, sudah banyak jeep-jeep lain yang berjejer parkir. Kami berjalan menuju gardu pandang. Di gardu pandang ini sudah penuh dengan lautan manusia baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Mumpung sunrise yang ditunggu-tunggu belum muncul, kami terlebih dahulu menunaikan ibadah shalat subuh. Yang cukup menyiksa adalah dinginnya air wudhu yang terasa sampai ke tulang 😦

Setelah shalat kami kembali ke gardu pandang. Suasana  makin rame seperti akan nonton konser. Ada yang  menyambut sunrise dengan berdiri di depan layaknya berada di kelas festival, ada juga yang duduk di kursi-kursi atau di batu seperti di kelas VIP. Semua orang sudah bersiap-siap, semua excited ibarat penonton konser yang sudah menghafalkan lirik lagu dan siap nyanyi bareng  😀

Matahari mulai muncul ditandai dengan warna kuning keemasan di sisi timur. Sayangnya gulungan awan menghalangi pandangan sehingga matahari tak terlihat utuh.

Kemudian matahari mulai bersinar terang, tampaklah pemandangan indah dan menakjubkan di depan mata. Terlihat 3 buah gunung berdiri gagah di hamparan lautan pasir: Gunung Batok, Gunung Bromo, dan Gunung Semeru. Gunung Batok yang paling depan, bentuknya seperti batok kelapa. Gunung Bromo berada di tengah. Dan yang jadi latar belakang adalah Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau jawa. Benar-benar luar biasa, salah satu pemandangan alam yang terbaik yang pernah saya lihat.

GUNUNG BROMO

DSCF0173

Dari Penanjakan kemudian kami lanjut ke Gunung Bromo. Di dalam jeep tiba-tiba Rama berubah pucat. Usut punya usut ternyata Rama kelaperan sampai mau pingsan. Saat makan malam di Probolinggo kemarin Rama tidak ikut makan, dia hanya merokok saja. Sisa lemak di tubuhnya sepertinya tidak mampu  lagi memberi energi tambahan, hehehe. Perjalanan yang hanya sekitar setengah jam itu begitu menyiksanya 😉

Sesampainya di parkiran kami langsung mencari penjual makanan, apa yang ada bakal di makan kayaknya (orang kalo sudah kelaperan bisa beringas ya, bisa jadi pemakan segala hehehe). Untung ada penjual bakso, walaupun harus ngantri terlebih dulu akhirnya kami dapat makan juga. Saya juga laper sih, tapi tidak separah Rama. Rama sampe nambah semangkuk lagi coba! 😀

Setelah kenyang, kami berjalan menuju Gunung Bromo. Jarak dari parkiran ke kaki gunung sekitar 1 km. Selain jalan kaki, kita dapat menunggang kuda yang tarifnya berkisar 50-100 ribu. Jadi kalau mau naik kuda pandai-pandailah menawar harga.

Di antara Gunung Bromo dan parkiran jeep terdapat sebuah pura, disinilah tempat tradisi kasada yang terkenal itu. Kasada adalah tradisi tahunan umat Hindu yang menabur sesajen untuk mencari berkah alam.

Dari kaki gunung, kita masih harus menaiki ratusan anak tangga untuk menuju puncak…

Dari atas gunung, kita bisa melihat pemandangan lautan pasir, pura, Gunung Batok, dan tentunya Kawah Bromo yang masih aktif mengepulkan asap belerang.

BUKIT TELETUBBIES

Puas di Gunung Bromo kemudian kami menuju Bromo Selatan yaitu padang rumput atau savanna. Lokasi ini dikenal juga dengan sebutan Bukit Teletubbies. Disebut begitu karena bentuknya yang mirip lokasi cerita populer Teletubbies. Disini pemandangannya cocok buat foto pre-wedding 😀

PASIR BERBISIK

Lokasi terakhir yang kami kunjungi adalah Pasir Berbisik. Lokasi ini dinamai Pasir Berbisik karena terinspirasi dari film berjudul sama yang memang syuting disini. Trik penamaan seperti ini cukup berhasil, saya korbannya. Saya tertarik ke tempat ini memang karena promosi dari film yang dibintangi Dian Sastro dan Christine Hakim itu.

Dari keempat spot tersebut, menurut saya Pasir Berbisik ini merupakan anti klimaks-nya. Jadi cocok dikunjungi sebagai penutup 😀

Trip ke Bromo ini sangat-sangat menyenangkan namun ada beberapa catatan untuk improvement. Pertama, sulitnya akses kesana jika menggunakan angkutan umum harus diperbaiki. Sebaiknya ada bus pariwisata yang melayani Probolinggo-Cemoro Lawang, jam berangkatnya tertentu (dari pagi sampai malam). Dengan adanya keteraturan waktu, maka calon pengunjung dapat menyesuaikan dan tidak akan takut ketinggalan bus. Kedua, jangan ada system tawar menawar. Harga sewa jeep, sewa kuda, dan fasilitas-fasilitas lainnya sebaiknya sudah ditetapkan/ fixed. Ini perlu kerjasama antar pengelola agar pengunjung tak akan pernah lagi merasa “tertipu” karena harga yang berbeda-beda. Patok saja harga optimum yang menguntungkan kedua belah pihak.

Overall, Bromo sangat layak untuk dikunjungi. Semoga  Bromo segera berbenah agar setiap wisatawan yang pulang dari Bromo hanya akan membawa kenangan manis, tanpa ada rasa kesal atau kecewa. Dengan begitu Bromo akan tetap menjadi destinasi wisata kebanggaan dunia 😀

7 thoughts on “Bromo Part 2: Penanjakan, Gunung Bromo, Bukit Teletubbies, dan Pasir Berbisik

    1. Bodoh sekali yg ngasih nama bukit teletubies,mang nya gak ada nama yg bersifat indonesia,apa,itu bukit sudsh dibeli sasma negara luar/buat bayar utang negara,

Leave a comment